31 Jan 2014

Siswi ABK Yang memiliki Kelebihan


Nama                           : DEWI NOVITA SARI
Tempat, tgl lahir          : Bojonegoro, 07 Juli 2003
Kelas                           : V
Jenis Kelamin             : Perempuan
Nama Orang tua         : Madi






Dewi Novita Sari adalah murid dari SDN Bayemgede II panggilan akrab oleh teman dan guru-guru adalah NOVI. Novi seorang anak yang  termasuk rajin masuk sekolah, dia adalah salah satu murid Tuna Grahita (ABK) di sekolah  Kami, novi mempunyainkekurangan ini sejak lahir.
                Karena keterbatasannya anak yang berhidung mancung ini ketinggalan pelajaran temannya-temannya, dia sangat lambat menerima pelajaran dia belum bisa membaca dan menulis sendiri, dia juga mengalami gangguan penglihatan (visual).
                Novi anak ketiga dari tiga bersaudara, saudara pertamanya  bernama Ribut Wahyudi (Yudi) Lahir dengan ibu yang berbeda dengan Novi,ayahnya cerai dan menikah lagi dan mempunyai anak yang bernama alex dan novi. Uniknya saudara pertamanya ( yudi ) adalah anak yang pintar. dia tidak hanya pintar saja dia juga menoreh beberapa prestasi dan dapat Rengking di sekolahnya, mulai dari SD s/d SMA N Sumberejo.
                Sebagai anak tuna Grahita novi tidak hanya mempunyai kekurangan dan keterbatasan, Novi juga mempunya kelebihan dari pada teman-temannya. Sejak kelas 1 SD novi sudah lancar berbahasa Indonesia dari pada teman-temannya yang berbicara memakai bahasa jawa ngoko dengan ibu gurunya.
Dia juga anak yang sangat ramah dengan bapak ibu gurunya, dan uniknya novi juga sangat pandai bernyanyi suaranya juga bisa dibilang merdu. Tidak sampai disitu saja Novi juga pintar dan hafal gerakan senam daripada teman-temanya sehingga kalau waktunya olahraga, kami suruh dia berdiri di barisan paling depan menjadi contoh teman-temannya.
 kami selalu berusaha untuk membuat anak didik kami khususnya murid ABK kamisehingga  berguna bagi semuanya, dan kelak menjadikan anak yng berguna bagi agama, orang tua, masyarakat dan bagi bangsa Negara tercinta ini. Amiin…

30 Jan 2014

Upaya Ekstra Kembangkan Pendidikan Inklusi

Metrotvnews.com, Jakarta: Dewasa ini pendidikan inklusi terus berkembang. Namun, masih banyak anak berkebutuhan khusus (ABK) yang belum mendapatkan akses pendidikan dasar.



Sebab itu, upaya pemberdayaan guru, orang tua, dan masyarakat mendesak untuk dilakukan sehingga r peluang ABK mendapatkan pendidikan dasar semakin terbuka.

"Mesti ada upaya ekstra agar semua anak inklusi dapat mengakses pendidikan dasar," tegas spesialis pendidikan inklusi Plan Internasional Indonesia, Ignatius Dharta, pada seminar nasional "Pendidikan Inklusif di Indonesia", di Jakarta, Selasa (28/1).

Ignatius beralasan bahwa Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) No 70/2009 telah mewajibkan adanya sekolah inklusi di setiap kabupaten namun keberadaan sekolah inklusi belum optimal dalam memberikan layanan pendidikan inklusi bagi ABK.Ia mencontohkan,i Kabupaten Rembang, dimana Plan Indonesia menerapkan pendidikan inklusi. Jumlah anak usia sekolah yang masuk kategori ABL mencapai 1.194 anak. Namun yang tertampung di sekolah yang menerapkan pendidikan inklusi hanya 439 anaknya.

Menurutnya, Plan Indonesia berkepentingan memperluas akses pendidikan bagi semua anak, termasuk ABK, serta menolak segala bentuk diskriminasi.SVS

Plan Indonesia mengimplementsikan project promoting inklusive education sejak Januari 2012. Tujuannya, difokuskan pada terbukanya akses pendidikan dasar dan peluang pendidikan yang sama bagi ABK. Dengan program itu, Plan mendorong agar pendidikan inklusi diperluas. Kalau batasannya ibukota kecamatan, sulit. bagi warga yang tinggal di wilayah yang jauh dari ibukota kecamatan. Apalagi di beberapa daerah, kondisi infrastrukturnya buruk.

M Joni Yuianto dari Sasana Integrasi dan Advokasi Difabel(Sigab) menyatakan penting untuk penguatan (scaling up) kapasitas personal.Hemat dia, kendati sekolah itu berlabel inklusi namun selalu membebankan guru khusus untuk membimbing ABK,seharusnya guru lain juga memunyai kapasitas membimbing ABK

29 Jan 2014

belajar dengan anak inklusi

Mengajar Di Sekolah Inklusi “SDN BAYEMGEDE II”
oleh :
anang riyadinanto, s.pd.SD
Mengajar di sekolah inklusi merupakan hal yang tak terpikirkan sama sekali dalam benak saya. Tapi justru hal yang tak terpikirkan itulah yang saya alami sekarang. Saat ini  saya bagaikan  nahkoda yang terus berlabuh tanpa peta dan haluan yang jelas. Meskipun bahasa kontra menerpa, saya coba tepis ombak dengan sentuhan kepedulian, dan kerelaan menerima.
Berprofesi sebagai guru sekolah inklusi bisa saja tak sengaja, bukan cita-cita. Tetapi kalau sudah kadung tercebur, mau tak mau setiap guru harus bisa beradaptasi dengan kondisi sekolah inklusi yang penuh dengan warna. Itulah yang sedang saya lakukan sekarang. Saya berusaha menyesuaikan diri dengan mempelajari berbagai metode mengajar yang terus berkembang sesuai dengan tuntutan zaman.  Bagi guru yang sudah lama  mengajar di sekolah inklusi mungkin hal itu menjadi hal yang biasa, tetapi bagi saya pribadi sebagai guru baru pada waktu itu, lain lagi ceritanya. Bayangkan kita harus mengajar siswa yang mengalami gangguan neurologis berat dengan berbagai macam gejala. Mulai dari gangguan komunikasi (baik verbal maupun non verbal), gangguan interaksi sosial, kelainan dalam perilaku, gangguan emosi, serta gangguan sensoris.
Tiap siswa berkebutuhan khusus mengalami gejala-gejala tersebut dalam tingkatan yang berbeda, dengan kata lain, karakter masing-masing individu berbeda. Rumitnya lagi, saya harus mengajar siswa-mereka bersamaan dengan siswa-siswa normal dalam satu kelas.. Salah seorang teman  pernah  “Saya Pusing dengan kondisi seperti ini!” Kepusingan teman saya sangat beralasan karena anak-anak berkebutuhan khusus relative memilki emosi yang tidak stabil sehingga tidak jarang menganggu stabilitas kelas.
 SD sudah mengikhlaskan diri untuk menerima siswa dengan kondisi apa pun, tanpa terkecuali. Keihklasan itulah yang membuat guru-guru,khususnya saya semakin termotivasi dan tertantang untuk memberikan layanan pendidikan terbaik bagi anak.
Mengajar siswa berkebutuhan khusus di SD inklusi ternyata tidak jauh berbeda dengan sekolah reguler. Hanya saja, dalam penggunaan metode mengajar, kita harus banyak berinovasi memberikan perhatian khusus untuk siswa berkebutuhan khusus. Misalnya saja saat membentuk kelompok, kita harus mendorong siswa berkebutuhan khusus untuk tetap terlibat, meski dalam bentuk yang sangat sederhana. Dalam memberi penilaian pun kita harus menggunakan standar yang berbeda dengan menghargai perkembangan mereka di beberapa aspek yang terkendala keterbatasan mereka. Ada kalanya pula kita harus bersikap tegas. Siswa ABK seringkali hiperaktif, tantrum (berteriak-teriak), dan berperilaku stereotipik (perilaku monoton dan berulang-ulang). Mereka juga tak jarang mengalami gangguan emosi lainnya, sensitif, mudah marah, dan bersikap histeris. Tatkala dihadapkan dengan perilaku seperti ini, selain telaten, kita juga dituntut untuk bersikap tegas sebagai upaya mendisiplinkan mereka.
Proses pembelajaran ABK membutuhkan kerjasama yang sinergis antara semua pihak yang terlibat di dalamnya, mulai dari guru, tutor (guru pendamping ABK), kepala sekolah, orangtua, dan sebagainya. Semua harus berkoordinasi untuk memberikan layanan pendidikan terbaik kepada mereka. Perhatian lebih yang kita berikan kepada ABK ternyata secara tidak langsung mampu meningkatkan kepedulian siswa normal lainnya kepada teman-temannya yang berkebutuhan khusus.
 Mengajar, bergaul, dan bergumul dengan anak-anak yang berkebutuhan khusus membuat profesi guru menjadi lebih bermakna. Adalah hal biasa menjadikan anak-anak berprestasi menjadi lebih berprestasi, tapi akan sangat luar biasa apabila kita mampu menjadikan anak-anak yang berkebutuhan khusus menjadi anak-anak yang sadar bahwa mereka pun mempunyai potensi yang luar biasa untuk senantiasa digali dan dilejitkan di masa yang akan datang.

data abk anak inklusi sdn bayemgede 2




PEMERINTAH KABUPATEN BOJONEGORO
DINAS PENDIDIKAN





SEKOLAH DASAR NEGERI BAYEMGEDE II  NO. 652
Alamat:  Ds.Bayemgede  Kec. Kepohbaru Kab. Bojonegoro
 











DATA ABK SDN BAYEMGEDE II


KECAMATAN KEPOHBARU KABUPATEN BOJONEGORO
No
Nama
Tempat Tgl Lahir
Kelas
L / P
Nama Orang Tua
Alamat
Foto Anak
1.
DEWI NOVITA SARI
Tuna Grahita
Low Vision
Bojonegoro, 07 Juli 2003
V/P

Madi
Bayemgede

2.
DIMAS LINDIARTO
Tuna Grahita
Lambat Belajar
Bojonegoro, 24 September 2002
V/L
Linggar Suwito
Bayemgede


3.
ADI SAPUTRO
Tuna Laras
Lambat belajar
Bojonegoro, 12 Januari 2003
IV/L
Munaji
Bayemgede


          Kepohbaru,13 Januari 2014
Kepala SDN Bayemgede II 

                                                                                                                              ttd

     SUPARDI. A.Ma.Pd
                                                                                                            NIP. 19561231 197703 1 034